Halaman

Arsip Blog

Powered By Blogger

Selasa, 21 Februari 2012

Pengertian Switch
Switch adalah perangkat jaringan yang bekerja dilapisan Data-link, mirip dengan bridge, berfungsi menghubungkan banyak segmen LAN ke dalam satu jaringan yang lebih besar.
Switch jaringan (atau switch untuk singkatnya) adalah sebuah alat jaringan yang melakukan bridging transparan (penghubung segementasi banyak jaringan dengan forwarding berdasarkan alamat MAC).
Switch jaringan dapat digunakan sebagai penghubung komputer atau router pada satu area yang terbatas, switch juga bekerja pada lapisan data link, cara kerja switch hampir sama seperti bridge, tetapi switch memiliki sejumlah port sehingga sering dinamakan multi-port bridge.
Cara Kerja Switch
Switch dapat dikatakan sebagai multi-port bridge karena mempunyai collosion domain dan broadcast domain tersendiri, dapat mengatur lalu lintas paket yang melalui switch jaringan. Cara menghubungkan komputer ke switch sangat mirip dengan cara menghubungkan komputer atau router ke hub. Switch dapat digunakan langsung untuk menggantikan hub yang sudah terpasang pada jaringan.
Istilah Yang Terkait Pada Switch
  1. DIP Switch
Sebuah array dalam paket pemindah IC, digunakan untuk memilih opsi di dalam beberapa potong hardware sehingga tidak harus merubah frekuensi.
B. Auto Switch
Suatu perangkat yang memungkinkan kita menghubungkan lebih dari satu komputer kepada satu perangkat (printer misalnya) dan jika ada komputer yang ingin menggunakan perangkat tersebut maka akan dibentuk jalur komunikasi langsung dari komputer yang membutuhkan ke komputer tersebut kemudian memutuskan jalur tersebut untuk kemudian membentuknya lagi ke komputer lain yang membutuhkannya.
C. Data Switch
Sebuah lokasi didalam sistem komputer di titik mana data yang baru masuk dapat diarahkan ke berbagai lokasi.
Hub dan Switch merupakan salah satu alat yang digunakan dalam membangun suatu jaringan komputer yang biasanya jaringan tersebut terdiri dari 2 atau lebih komputer. Biasanya alat ini digunakan dalam membangun jaringan LAN (Local Area Network). Topologi yang menggukan kedua device ini adalah topologi star. Berikut ini adalah penjelasan kedua alat tersebut.
Ø Hub
Hub merupakan suatu device pada jaringan yang secara konseptual beroperasi pada layer 1 (Physical Layer). Maksudnya, hub tidak menyaring menerjemahkan sesuatu, hanya mengetahui kecepatan transfer data dan susunan pin pada kabel. Cara kerja alat ini adalah dengan cara mengirimkan sinyal paket data ke seluruh port pada hub sehingga paket data tersebut diterima oleh seluruh computer yang berhubungan dengan hub tersebut kecuali computer yang mengirimkan. Sinyal yang dikirimkan tersebut diulang-ulang walaupun paket data telah diterima oleh komputer tujuan. Hal ini menyebabkan fungsi colossion lebih sering terjadi.
Misalnya ketika ada pengiriman paket data dari port A ke port B dan pada saat yang sama ada pengiriman paket data dari port C ke port D, maka akan terjadi tabrakan (collision) karena menggunakan jalur yang sama (jalur broadcast yang sama) sehingga paket data akan menjadi rusak yang mengakibatkan pengiriman ulang paket data. Jika hal ini sering terjadi maka collison yang terjadi dapat mengganggu aktifitas pengiriman paket data yang baru maupun ulangan. Hal ini mengakibatkan penurunan kecepatan transfer data. Oleh karena itu secara fisik, hub mempunyai lampu led yang mengindikasikan terjadi collision.
Ketika paket data dikirimkan melalui salah satu port pada hub, maka pengiriman paket data tersebut akan terlihat dan terkirim ke setiap port lainnya sehingga bandwidth pada hub menjadi terbagi ke seluruh port yang ada. Semakin banyak port yang tersedia pada hub, maka bandwidth yang tersedia menjadi semakin kecil untuk setiap port.
Hal ini membuat pengiriman data pada hub dengan banyak port yang terhubung pada komputer menjadi lambat.
Ø Switch
Switch merupakan suatu device pada jaringan yang secara konseptual berada pada layer 2 (Datalink Layer). Maksudnya, switch pada saat pengirimkan data mengikuti MAC address pada NIC (Network Interface Card) sehingga switch mengetahui kepada siapa paket ini akan diterima. Jika ada collision yang terjadi merupakan collision pada port-port yang sedang saling berkirim paket data. Misalnya ketika ada pengiriman paket data dari port A ke port B dan pada saat yang sama ada pengiriman paket data dari port C ke port D, maka tidak akan terjadi tabrakan (collision) karena alamat yang dituju berbeda dan tidak menggunakan jalur yang sama. Semakin banyak port yang tersedia pada switch, tidak akan mempengaruhi bandwidth yang tersedia untuk setiap port.
Ketika paket data dikirimkan melalui salah satu port pada switch, maka pengiriman paket data tersebut tidak akan terlihat dan tidak terkirim ke setiap port lainnya sehingga masing-masing port mempunyai bandwidth yang penuh. Hal ini menyebabkan kecepatan pentransferan data lebih terjamin.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa switch lebih baik daripada hub baik secara perbandingan konseptual maupun secara prinsip kerjanya yang dapat membuat terjadinya collosion.
Manageable Switch
  1. Menentukan spesifikasi manageable switch / hub
1.1 Kapasitas jaringan saat ini dan masa yang akan datang ditetapkan berdasarkan kebutuhan bisnis saat ini dan masa yang akan datang.
1.2 Jumlah dan tipe dari manageable Switch / Hub ditetapkan berdasarkan kebutuhan jaringan saat ini dan masa yang akan datang.
1.3 Topologi jaringan diidentifikasi.
1.4 Persyaratan keamanan dan manajemen jaringan ditetapkan.
  1. Memilih manageable switch / hub yang tepat
2.1 Manageable switch / hub dengan fitur yang cocok dipilih sesuai kebutuhan spesifikasi.
2.2 Workstation, komputer, server, Router, dan perangkat jaringan yang lain ditetapkan sesuai dengan kebutuhan jaringan.
  1. Memasang dan mengkonfigurasi manageable switch / hub dan peralatan pendukung
3.1 Manageable Switch / hub dan perangkatnya dirangkai berdasarkan kebutuhan jaringan.
3.2 Manageable Switch/ hub dikonfigurasi berdasarkan kebutuhan jaringan.
3.3 Perangkat lunak pengemulasi dikonfigurasi untuk beroperasi didalam lingkungan yang baru.
  1. Menguji Manageable switch / hub dan jaringan
4.1 Perangkat Manageable switch / hub dan Jaringan diuji berdasarkan persyaratan pabrik dan atau petunjuk pengujian.
4.2 Jaringan dijamin tidak gagal atau terpecah dalam segmen-segmen yang terisolasi.
4.3 Pengaturan jaringan dibuat berdasarkan dari hasil pengujian.
.
Keunggulan Manageable Switch
1. Performance & Kemampuan

Performance AT-8024 :
  • Menggunakan LSI chipset dengan kecepatan 125Mhz CPU
  • Memiliki Backplane / Switch Fabric 9.6 Gbps yang jauh lebih besar daripada Unmananaged Switch yang hanya memiliki backplane 4 Gbps
  • Memiliki Transfer rate 6.5 Mpps yang jauh lebih besar daripada Unmanaged Switch yang hanya memiliki transfer rate 2.8 Mpps
  • Memiliki Buffer Memory 6 MB yang 2 kali lebih besar daripada Unmamanged Switch yang hanya memiliki buffer memory 3 MB
    >> Membuat proses re-transmit paket data semakin sedikit karena kapasitas buffer memory yg bisa menampung paket menjadi lebih banyak sehingga lalu lintas komunikasi data semakin lancer. Akibatnya switch semakin cepat dalam melakukan processing paket data

Kemampuan AT-8024 :
  • Bisa membuat Virtual LAN (VLAN)
    >> Suatu kemampuan dimana AT-8024 bisa melakukan pembagian / segmentasi network menjadi beberapa buah network yang lebih kecil dalam satu fisik switch biasa nya untuk tujuan keamanan data
  • Bisa melakukan Port Trunking untuk memperbesar bandwidth jalur Uplink
    >> Kemampuan AT-8024 untuk menggabungkan beberapa buah uplink menjadi satu kesatuan uplink sehingga diperoleh bandwidth yang lebih besar
  • Dapat mengeset Port Priority dalam komunikasi data
    >> Kemampuan AT-8024 yang bisa memberikan tingkat prioritas kepada suatu port tertentu sehingga data yang keluar dari port tersebut bisa segera diproses lebih dulu daripada data yg keluar dari port lain
2. Kemudahan ( Ease of Use )
  • Mudah untuk mengkoneksikan device2 networking ke switch AT-8024 tanpa perlu memikirkan lagi susunan kabel straight atau cross yang akan digunakan
    >> Karena semua port nya Auto MDI/MDIX
  • Mudah karena bisa mengaktifkan dan menon-aktifkan fungsi2 yang ada pada switch tanpa harus meng-console-nya dari dekat.
    >> Karena AT-8024 bisa melakukan Outband Management baik dengan cara Telnet ataupun dengan Web Management dari salah satu PC yg terkoneksi pada jaringan
  • Mudah karena tidak perlu datang dan berhadapan langsung ke switch untuk mematikan salah satu port pada switch
    >> Karena AT-8024 memiliki Port Management dalam manageable software AT-8024
  • Mudah untuk di koneksi kan dengan device networking dari vendor lain
    >> Karena AT-8024 mengikuti banyak standard IEEE yang mendukung kompatibilitas koneksi antar device networking
3. Monitoring
  • Dapat dimonitor secara real time dalam suatu network dengan SNMP Monitoring Software yang sudah ada spt SNMPc versi 5 dari Castle Rock.
    >> Karena AT-8024 Support SNMP
  • Keadaan switch dan statistik nya dapat dimonitor secara langsung
    >> AT-8024 dapat melakukan proses Remote Monitoring (RMON) yang bisa memantau log statistic switching
4. Kelebihan Khusus
  • Enhanced Stacking
    Satu kelebihan khusus AT-8024 yang bisa mengoptimalkan proses Cascading antar switch AT-8000 Series menjadi proses stacking untuk meningkatkan kinerja koneksi nya
  • Port Security
    Kelebihan khusus untuk mengunci satu port pada AT-8024 sehingga hanya satu MAC address tertentu yang boleh connect ke port tersebut
  • Port Mirroring
    Kelebihan khusus AT-8024 yang bisa membuat percakapan data pada satu port di mirror (di copy) persis ke salah satu port pilihan dengan tujuan melihat isi percakapan data port tersebut
  • IGMP Snooping
    Kelebihan khusus AT-8024 yang bisa membuat paket Multicast tidak di broadcast ulang ke semua port yg ada pada switching
Ada beberapa perbedaan mendasar yang membedakan antara manageable switch dengan yang non manageable. Perbedaan tersebut dominan bisa di lihat dari kelebihan dan keunggulan yang dimiliki oleh switch manageable itu sendiri. Adapun beberapa kelebihan manageable switch yang membedakan keduanya adalah :
  1. Mendukung penyempitan broadcast jaringan dengan VLAN
  2. Pengaturan access user dengan access list
  3. Membuat keamanan network lebih terjamin
  4. Bisa melakukan pengaturan port yang ada
  5. Mudah dalam monitoring trafick dan maintenence network karena dapat diakses tanpa harus berada di dekat switch.




Terminal Services merupakan sebuah layanan yang dapat digunakan untuk mengakses aplikasi atau data yang disimpan dalam komputer jarak jauh melalui sebuah koneksi jaringan. Dengan meluncurkan sistem operasi Microsoft Windows NT 4.0 Server, Terminal Server Edition, Microsoft mulai masuk ke dalam pasar enterprise, yang masih mengandalkan mainframe tua, sehingga mereka dapat melakukan upgrade ke sistem operasi baru.
Layanan Terminal Services dalam Windows NT Terminal Server Edition berjalan di atas protokol yang disebut dengan RDP (Remote Desktop Protocol). Protokol ini dikembangkan pada versi-versi Windows NT selanjutnya. Pada Windows XP Professional, Microsoft juga menyediakan layanan Terminal Service, meskipun hanya dapat digunakan oleh seorang user, dengan menggunakan fitur Remote Desktop.

Sejarah
Sebelum Windows Terminal Services
Pada tahun 1993, Microsoft meluncurkan sistem operasi terbarunya yang ditujukan untuk pasar enterprise, yang disebut sebagai Windows NT 3.1. Meskipun demikian, versi Windows NT ini memiliki banyak sekali kekurangan, dilihat dari segi fitur, jika dibandingkan dengan saingannya, sistem operasi UNIX dan juga Novell NetWare yang telah lama terjun di pasar sistem operasi jaringan dan enterprise. Salah satu kekurangannya adalah bahwa Windows NT 3.1 (dan NT 3.5 serta 3.51) tidak memiliki fitur "multiple-user", seperti halnya UNIX. Karenanya, pada tahun 1994, Microsoft memberikan akses kepada Citrix Systems terhadap kode sumber Windows NT untuk mengembangkan aplikasi tambahan untuk menjadikan Windows NT seperti halnya UNIX: memiliki fitur multiple-user. Aplikasi tambahan ini disebut dengan Citrix WinFrame dan sangat sukses pada zamannya.
Ed Iacobucci, pendiri Citrix Systems, adalah orang yang telah mengembangkan konsep WinFrame. Pada tahun 1978 hingga 1989, ia bekerja di bawah nama IBM untuk mengembangkan sistem operasi IBM OS/2. Ia memiliki visi mengenai komputer-komputer berbeda dapat mengakses server berbasis OS/2 melalui sebuah jaringan, dengan sebuah teknik yang kemudian mengarahkannya kepada sistem dengan banyak pengguna (multiple-user system). Akan tetapi, IBM, pada saat itu, tidak mengiyakannya, sehingga Ed Iacobucci pun keluar dari IBM dan pada tahun 1989, beliau mendirikan Citrix Systems. Produk-produk Citrix pertama adalah program-program berbasis IBM OS/2, dan dianggap kurang sukses; dan semua itu mulai berubah saat Windows NT muncul ke pasaran.
Windows NT 4.0 Server, Terminal Server Edition
Kesuksesan WinFrame yang sangat besar dan penggunaan konsep thin-client/server dalam implementasi banyak perusahaan enterprise, membuat Microsoft membeli lisensi aplikasi yang dibuat oleh Citrix, yang pada waktu itu disebut sebagai MultiWin for Windows NT, pada tanggal 12 Mei 1997. Akhirnya, pada tanggal 16 Juni 1998, Microsoft merilis sistem operasi server terbaru yang memiliki fitur multi-user, yang selama pengembangan memiliki julukan "Hydra", Microsoft Windows NT 4.0 Server, Terminal Server Edition.
Windows 2000
Salah satu masalah dengan Windows NT 4.0 adalah bahwa Terminal Server Edition dibangun di atas kernel Windows NT 4.0 yang telah dimodifikasi yang membutuhkan service pack dan hotfix-nya sendiri. Dan, masalah ini telah terselesaikan selama proses pendesainan Windows 2000 (Codename: NT 5), ketika semua modifikasi yang dibutuhkan pada level kernel untuk mengizinkan operasi multi-user pada Windows 2000 telah diintegrasikan ke dalam kernel dari awal. Selain itu, layanan Windows yang bersangkutan dan juga device driver juga telah mendukung sistem ini, mengingat semua Windows 2000 dibuat berbasiskan kode yang sama.
Tidak seperti pendahulunya, Windows 2000 tidak mengharuskan para penggunanya untuk membeli sistem operasi terpisah hanya untuk memperoleh fitur multi-user, karena Windows 2000 Server telah memilikinya, meski dimatikan pada saat instalasi. Pengguna hanya diharuskan untuk mengaktifkan komponen tersebut secara manual.
Dibandingkan dengan Windows NT 4.0 Server Terminal Server Edition, layanan Terminal Services dalam Windows 2000 mencakup fitur penggunaan printer dan juga clipboard milik klien, yang disebut dengn printer redirection dan clipboard redirection. Selain itu, TS dalam Windows 2000 juga dapat memantau sesi koneksi klien: satu pengguna dapat melihat sesi pengguna lainnya dan dengan beberapa konfigurasi permisi, pengguna tersebut dapat berinteraksi dengannya.
Untuk meningkatkan integrasi klien dengan server berbasis Windows 2000, protokol yang digunakannya, Remote Desktop Protocol (RDP) telah dioptimalkan, dan memperkenalkan fitur-fitur baru, seperti bitmap-caching, dan akses terhadap perangkat yang terhubung dalam komputer klien. Selain itu, Windows 2000 juga menawarkan tambahan Application Programming Interface (API) bagi para programmer.
Windows XP
Sebelum dirilis Windows Server 2003, Microsoft merilis terlebih dahulu sistem operasi kliennya, yang dinamakan dengan Windows XP, pada tanggal 22 Oktober 2001. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, sistem operasi klien dan server Microsoft, yang dibangun di atas basis kode Windows NT, dirilis secara terpisah. Dalam Windows XP Professional juga terdapat beberapa teknologi dari Terminal services yang dapat dilakukan untuk melakukan beberapa pekerjaan seperti Remote Desktop, Remote Assistance, Fast user-switching, dan juga Terminal Services Client (MSTSC.EXE).
Windows Server 2003
Windows Server 2003, yang merupakan sistem operasi server yang memang ditujukan untuk "melayani" Windows XP dan Windows 2000, juga telah mengintegrasikan Terminal Services di dalamnya, dan kinerjanya bahkan lebih baik dari apa yang didapat sewaktu menggunakan Windows 2000.
Selama instalasi Windows Server 2003, Terminal Services secara otomatis diatur menjadi modus Remote Desktop (sama seperti halnya Windows XP). Agar dapat menggunakan Terminal Services, Administrator Windows harus mengaktifkannya via Group Policy (dalam Windows 2000, modus ini dinamakan dengan Remote Administration, meskipun fungsi dasarnya adalah sama). Jika Terminal Services digunakan dalam modus server aplikasi, maka TS harus dikonfigurasikan secara benar.
Dibandingkan dengan fitur-fitur Terminal Services dalam Windows 2000, Windows Server 2003 menawarkan beberapa keunggulan dan perubahan, yakni sebagai berikut:
• Administrative Tools: dalam Windows Server 2003, administrative tools untuk melakukan administrasi Terminal Services telah diperbaiki sehingga relatif lebih mudah dalam menggunakannya.
• Pencetakan: dalam Windows Server 2003 printer-printer lokal dapat diintegrasikan secara otomatis melalui terminal server.
• Pengalihan (redireksi) drive-drive dan sistem berkas: klien dapat melihat dan menggunakan drive lokal selama sesi Terminal Services dilakukan.
• Pengalihan (redireksi) audio: klien juga dapat mendengarkan suara yang terjadi di dalam terminal server seolah-olah suara tersebut dimainkan pada mesinnya.
• Pengalihan (redireksi) clipboard: klien juga dapat melakukan operasi copy-cut-paste antara aplikasi.
• Group policy: Hampir semua fitur Terminal Services dapat diatur dengan menggunakan bantuan group policy.
• WMI Provider: Sebagian besar konfigurasi Terminal Services dapat dieksekusi oleh skrip-skrip WMI.
• Pengaturan akses yang lebih baik.
Agar mampu melakukan hal-hal diatas, maka protokol RDP yang digunakan oleh terminal services pun diperbarui dan ditingkatkan selama pengembangan Windows XP dan Windows Server 2003.
Penggunaan
Untuk dapat mengakses sebuah server yang menjalankan Terminal Services, dibutuhkan Terminal Services Client (MSTSC.EXE), yang tersedia dalam sistem operasi Windows 32-bit (bisa diperoleh secara gratis) serta Apple Mac OS X. Beberapa pengembang pihak ketiga juga membuat program yang dapat mengoneksikan dirinya dengan Terminal Services, seperti halnya rdesktop client (sebuah perangkat lunak open source yang digunakan dalam sebagian besar sistem UNIX. Windows Terminal Services menggunakan protokol RDP, yang secara default berjalan di atas port TCP 3398, dan pengguna pun dapat mengubahnya dengan menyunting registry Windows, yakni pada HKLM\SYSTEM\ControlSet001HKLM\SYSTEM\ControlSet001\Control\Terminal Server\Wds, dengan entri REG_DWORD dengan nama PortNumber. Isikan dengan nilai nomor port TCP yang hendak digunakan.

Linux Terminal Server Project (LTSP)
Linux Terminal Server Project (LTSP) adalah bebas dan open source add-on paket untuk Linux yang memungkinkan banyak orang untuk secara bersamaan menggunakan komputer yang sama. Aplikasi dijalankan pada server dengan terminal yang dikenal sebagai klien tipis (juga dikenal sebagai X terminal) menangani input dan output. Secara umum, terminal bertenaga rendah, tidak memiliki hard disk dan tenang daripada komputer desktop karena mereka tidak memiliki bagian yang bergerak.

Teknologi ini menjadi populer di sekolah karena memungkinkan sekolah untuk menyediakan akses siswa untuk komputer tanpa membeli atau upgrade mesin desktop mahal. [rujukan?] Jika sekolah tidak memiliki komputer yang cukup, baru mesin thin client yang lebih murah daripada komputer standar. Jika sekolah tidak memiliki komputer yang cukup tetapi mereka berumur beberapa tahun, mereka mungkin dapat memperpanjang umur komputer usang dengan mengubah mereka menjadi klien tipis, karena bahkan yang relatif lambat CPU dapat memberikan kinerja yang sangat baik sebagai klien tipis. Selain kemungkinan mendapatkan kinerja yang lebih sedikit uang dengan mendapatkan satu server high-end dan mengubah komputer yang ada mereka menjadi klien tipis, lembaga pendidikan juga bisa mendapatkan kontrol lebih besar atas bagaimana siswa mereka menggunakan sumber daya komputasi dengan beralih ke thin client konfigurasi. Beberapa contoh dari distribusi menggunakan LTSP adalah AbulÉdu, Edubuntu, K12LTSP dan Skolelinux. Entitas yang mendukung LTSP merupakan proyek Cutter dan Deworks.

Pendiri dan pemimpin proyek LTSP adalah Jim McQuillan, dan LTSP didistribusikan di bawah GNU General Public License [1].

NComputing
Solusi NComputing memisahkan lingkungan PC desktop dari mesin fisik untuk menciptakan model komputasi client-server. Yaitu, desktop pengguna host remote dan diakses melalui perangkat jalur akses melalui jaringan. Seorang pengguna tidak lagi memiliki PC fisik. Berikut ini adalah gambaran singkat mengenai korban NComputing.
vspace Desktop Software Virtualisasi
The NComputing vspace desktop software virtualisasi memungkinkan organisasi untuk mengoptimalkan penyebaran virtual desktop dengan menyediakan beberapa akhir-pengguna akses bersamaan ke turunan sistem operasi tunggal baik Windows atau Linux
vspace NComputing membagi sumber daya komputer ke dalam ruang kerja virtual independen yang memberikan setiap pengguna PC sendiri pengalaman mereka yang kaya. vspace menangani layar desktop dan kegiatan jauh dari keyboard dan mouse user (melalui perangkat jalur akses). Beberapa pengguna secara simultan mengakses sistem operasi tunggal, baik Windows atau Linux.

Manajemen terpusat
Manajemen vspace konsol pasangan ini, mengkonfigurasi, dan mengelola komputer berbagi dan perangkat akses. pengaturan perangkat akses dapat dikonfigurasi secara terpusat dari administrator konsol, termasuk kemampuan untuk mengunci sambungan dari perangkat USB. vspace Konsol ini juga memungkinkan Anda menetapkan host port USB komputer kepada pengguna individu. vspace Konsol mudah digunakan dan tidak memerlukan pelatihan khusus.

Bandwidth Dioptimalkan
pemanfaatan prosesor Khas untuk aplikasi produktivitas biasanya kurang dari 10%. Setiap sistem operasi individu powered by vspace akan dapat mendukung hingga 30 pengguna melakukan tugas-tugas kantor khas mengetik laporan, memasukkan data spreadsheet, atau mempersiapkan presentasi.

Multimedia Rich Dukungan
NComputing mengembangkan unik ekstensi Pengguna Protocol (UXP) untuk digunakan terus menerus oleh pengguna menuntut pengalaman PC lengkap. Akibatnya, aplikasi multimedia termasuk streaming video, Flash, dan grafis 3D dapat didukung.

Broad Peripheral Dukungan
Tidak seperti solusi thin-client tradisional, software vspace dapat mengelola berbagai periferal dari speaker dan mikrofon ke perangkat penyimpanan data USB dan printer. Dengan memanfaatkan driver perangkat asli di sistem host, desktop virtual NComputing tidak memerlukan pengelolaan khusus untuk memperluas fungsi perangkat keluar untuk tiap user.

Fleksibel jaringan
vspace virtual desktop biasanya tuan rumah berbagi alamat IP, tetapi beberapa aplikasi pihak ketiga perlu setiap user untuk memiliki alamat IP yang unik. NIU (NComputing IP Utility) diberikan untuk platform Windows dan dapat memberikan pilihan untuk setiap virtual desktop menggunakan alamat IP yang unik.

Lebih dari satu dekade pembangunan
vspace perangkat lunak telah dikembangkan dan disempurnakan selama lebih dari 12 tahun. NComputing memberikan jutaan pengguna akses terjangkau untuk komputasi setiap hari.
Perangkat akses
Perangkat akses NComputing murah, kecil, rendah daya, dapat diandalkan, kotak tahan lama. Di satu sisi mereka steker ke peripheral pengguna '(seperti keyboard, monitor dan mouse). Di sisi lain, mereka terhubung, baik secara langsung atau melalui Ethernet, ke server terpusat yang masing-masing host virtual desktop. Berikut ini adalah gambaran singkat mengenai Ethernet kami dan langsung menghubungkan perangkat akses terhubung.
Ethernet Hubungkan

* L-SERIES (Ethernet)
The NComputing L-seri menghubungkan melalui jaringan Ethernet standar. Dengan seri-L, pengguna dapat praktis setiap jarak jauh dari komputer publik. Pelajari lebih lanjut tentang seri-L.
Direct Connect

* U-SERIES (USB)
U-revolusioner seri baru paling sederhana dari semua untuk menghubungkan, karena mereka hanya plug ke port USB standar. Tidak ada jaringan switch untuk membeli dan tidak ada kartu PCI untuk menginstal. Untuk instalasi kecil NComputing U-seri adalah sederhana dan tercepat untuk menginstal. Pelajari lebih lanjut tentang seri-U.
X-SERIES (PCI CARD)
The NComputing X-seri menghubungkan melalui kartu PCI diinstal ke PC bersama. Hubungan langsung ini tidak menggunakan jaringan, jadi multimedia kinerja yang hebat. Ideal ketika pengguna berada dalam ruang yang sama dengan komputer publik. Pelajari lebih lanjut tentang seri-X.


Subnet mask
Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
• Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
• Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
Representasi Subnet Mask
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:
• Notasi Desimal Bertitik
• Notasi Panjang Prefiks Jaringan
Desimal Bertitik
Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah alamat IP.
Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke dalam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik. Formatnya adalah:
,
Kelas alamat Subnet mask (biner)
Subnet mask (desimal)

Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0
Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0
Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0
Perlu diingat, bahwa nilai subnet mask default di atas dapat dikustomisasi oleh administrator jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting atau supernetting). Sebagai contoh, alamat 138.96.58.0 merupakan sebuah network identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet dengan menggunakan bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier akan digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi ke dalam subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya (255.255.255.0) yang dapat digunakan untuk mendefinisikan custom network identifier. Network identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta subnet mask yang digunakannya selanjutnya akan ditampilkan dengan menggunakan notasi sebagai berikut:
138.96.58.0, 255.255.255.0
Representasi panjang prefiks (prefix length) dari sebuah subnet mask
Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi network prefix seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini. Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR) yang didefinisikan di dalam RFC 1519. Formatnya adalah sebagai berikut:
/
Kelas alamat Subnet mask (biner)
Subnet mask (desimal)
Prefix Length
Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0 /8
Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0 /16
Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0 /24
Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask 255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi prefix length sebagai 138.96.0.0/16.
Karena semua host yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan network identifier yang sama, maka semua host yang berada di dalam jaringan yang sama harus menggunakan network identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask yang sama pula. Sebagai contoh, notasi 138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi 138.23.0.0/24, dan kedua jaringan tersebut tidak berada di dalam ruang alamat yang sama. Network identifier 138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.255.254; sedangkan network identifier 138.23.0.0/24 hanya memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.
Menentukan alamat Network Identifier
Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu dengan menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND comparison). Di dalam sebuah AND comparison, nilai dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item tersebut bernilai true; dan menjadi false jika salah satunya false. Dengan mengaplikasikan prinsip ini ke dalam bit-bit, nilai 1 akan didapat jika kedua bit yang diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai yang diperbandingkan bernilai 0.
Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan menggunakan 32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal dengan operasi bitwise logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat IP dengan subnet mask itulah yang disebut dengan network identifier.
Contoh:
Alamat IP 10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026)
Subnet Mask 11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000)
------------------------------------------------------------------
Network ID 10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)
Tabel Pembuatan subnet
Subnetting Alamat IP kelas A
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas A.
Jumlah subnet
(segmen jaringan) Jumlah subnet bit Subnet mask
(notasi desimal bertitik/
notasi panjang prefiks) Jumlah host tiap subnet
1-2 1 255.128.0.0 atau /9 8388606
3-4 2 255.192.0.0 atau /10 4194302
5-8 3 255.224.0.0 atau /11 2097150
9-16 4 255.240.0.0 atau /12 1048574
17-32 5 255.248.0.0 atau /13 524286
33-64 6 255.252.0.0 atau /14 262142
65-128 7 255.254.0.0 atau /15 131070
129-256 8 255.255.0.0 atau /16 65534
257-512 9 255.255.128.0 atau /17 32766
513-1024 10 255.255.192.0 atau /18 16382
1025-2048 11 255.255.224.0 atau /19 8190
2049-4096 12 255.255.240.0 atau /20 4094
4097-8192 13 255.255.248.0 atau /21 2046
8193-16384 14 255.255.252.0 atau /22 1022
16385-32768 15 255.255.254.0 atau /23 510
32769-65536 16 255.255.255.0 atau /24 254
65537-131072 17 255.255.255.128 atau /25 126
131073-262144 18 255.255.255.192 atau /26 62
262145-524288 19 255.255.255.224 atau /27 30
524289-1048576 20 255.255.255.240 atau /28 14
1048577-2097152 21 255.255.255.248 atau /29 6
2097153-4194304 22 255.255.255.252 atau /30 2
Subnetting Alamat IP kelas B
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas B.
Jumlah subnet/
segmen jaringan Jumlah subnet bit Subnet mask
(notasi desimal bertitik/
notasi panjang prefiks) Jumlah host tiap subnet
1-2 1 255.255.128.0 atau /17 32766
3-4 2 255.255.192.0 atau /18 16382
5-8 3 255.255.224.0 atau /19 8190
9-16 4 255.255.240.0 atau /20 4094
17-32 5 255.255.248.0 atau /21 2046
33-64 6 255.255.252.0 atau /22 1022
65-128 7 255.255.254.0 atau /23 510
129-256 8 255.255.255.0 atau /24 254
257-512 9 255.255.255.128 atau /25 126
513-1024 10 255.255.255.192 atau /26 62
1025-2048 11 255.255.255.224 atau /27 30
2049-4096 12 255.255.255.240 atau /28 14
4097-8192 13 255.255.255.248 atau /29 6
8193-16384 14 255.255.255.252 atau /30 2
Subnetting Alamat IP kelas C
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas C.
Jumlah subnet
(segmen jaringan) Jumlah subnet bit Subnet mask
(notasi desimal bertitik/
notasi panjang prefiks) Jumlah host tiap subnet
1-2 1 255.255.255.128 atau /25 126
3-4 2 255.255.255.192 atau /26 62
5-8 3 255.255.255.224 atau /27 30
9-16 4 255.255.255.240 atau /28 14
17-32 5 255.255.255.248 atau /29 6
33-64 6 255.255.255.252 atau /30 2
Variable-length Subnetting
Bahasan di atas merupakan sebuah contoh dari subnetting yang memiliki panjang tetap (fixed length subnetting), yang akan menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama. Meskipun demikian, dalam kenyataannya segmen jaringan tidaklah seperti itu. Beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih banyak alamat IP dibandingkan lainnya, dan beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih sedikit alamat IP.
Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen-segmen jaringan tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebih banyak alamat. Karena itulah, dalam kasus ini proses subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen jaringan yang dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekursif untuk membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan dari network identifier yang sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga variable-length subnetting. Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan subnet mask yang disebut sebagai Variable-length Subnet Mask (VLSM).
Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, jika subnet-subnet tersebut berurutan (kontigu subnet yang berada dalam network identifier yang sama yang dapat saling berhubungan satu sama lainnya), rute yang ditujukan ke subnet-subnet tersebut dapat diringkas dengan menyingkat network identifier yang asli.
Teknik variable-length subnetting harus dilakukan secara hati-hati sehingga subnet yang dibentuk pun unik, dan dengan menggunakan subnet mask tersebut dapat dibedakan dengan subnet lainnya, meski berada dalam network identifer asli yang sama. Kehati-hatian tersebut melibatkan analisis yang lebih terhadap segmen-segmen jaringan yang akan menentukan berapa banyak segmen yang akan dibuat dan berapa banyak jumlah host dalam setiap segmennya.
Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik subnetting dapat dilakukan secara rekursif: network identifier yang sebelumnya telah di-subnet-kan, di-subnet-kan kembali. Ketika melakukannya, bit-bit network identifier tersebut harus bersifat tetap dan subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa dari bit-bit host.
Tentu saja, teknik ini pun membutuhkan protokol routing baru. Protokol-protokol routing yang mendukung variable-length subnetting adalah Routing Information Protocol (RIP) versi 2 (RIPv2), Open Shortest Path First (OSPF), dan Border Gateway Protocol (BGP versi 4 (BGPv4). Protokol RIP versi 1 yang lama, tidak mendukungya, sehingga jika ada sebuah router yang hanya mendukung protokol tersebut, maka router tersebut tidak dapat melakukan routing terhadap subnet yang dibagi dengan menggunakan teknik variable-length subnet mask.

Userful Multiplier™ Datasheet (Version 3.8 Evaluation)
Give each student their own computer station with the features and computing experience
of a full PC for a fraction of the cost!
A child’s education has a big impact on the opportunities available to them in life. In today’s digitally connected world,
knowing how to use computers is required for almost all jobs. Unfortunately, due to the traditionally high cost of
computer hardware, software, and electricity, many schools have been unable to provide their students with the
computers they need, or are only able to provide a limited number of computers. That’s why more than 30,000 schools
in over 100 countries are using Userful Multiplier to multiply computer access within their existing budgets.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEha50CuiNe2xPWA9sA57zrzsGRiEKtJZoKKJLvgKxQ49FkSHWlm6bAmnMPh1FTft81liauen0m9iw4848Prche9lgIq1MCOcqbp-sqoS0JpM0Fl-blZayeUuYl72TEGkC0Ysw_HLVhgMJeM/s200/gb+1.jpg
Turn 1 school computer into 10
Userful Multiplier makes it possible for schools to
quickly deploy large numbers of computers for a very
low cost, whether in the classroom, computer lab,
or school library. Userful Multiplier is a Linux-based
software solution that enables a single PC to support
up to 10 independent students at the same time,
each with their own monitor, keyboard, mouse, and
applications. It is easy to set up, use and maintain, and
provides teachers with the tools they need to give their
students a high quality computer-based education.
A quality computer education for a lower total cost of ownership (TCO)
Most schools can’t afford as many computers as they’d like due
to limited IT budgets. Some schools have computers, but lack
sufficient IT budget to support, maintain, and secure the
computers. Userful Multiplier not only reduces up-front
purchasing costs, but also greatly reduces the support and
maintenance burden, electricity use, e-waste produced,
and end-of-life replacement cost as compared to using a
traditional PC-per-user solution. With Userful Multiplier,
schools can even multiply their existing PCs. This increases
purchasing power, and makes sure that the money schools
have already invested in computers doesn’t go to waste.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidNT09Z1wEhGGvMo6iPdB5K8K9gmSPnfc1XMYDQRYzjY4qqSmQ2Z31HLXRYza_vkSUpiCsrTq9YRT5w4SyhPh_VijCVYswaWm2tf5cTrWaEFcuqbTNXDN5nPnsPwqQ82XDX6hLkj0BAmNB/s200/gb+2.jpg
Hundreds of free applications
Since Userful Multiplier is Linux based, the operating system and application software is all free! Hundreds
of free, open source, end-user and education-specific applications are available including: EdUbuntu OS
designed for schools, Atutor teacher assignment tracking software, and iTALC classroom management tool.
Other open source applications such as the OpenOffice.org office suite and the GIMP graphics suite provide free
alternatives to proprietary software such as Microsoft Office® and Adobe Photoshop®. Open source software can,
for example, make it affordable for schools to equip every station with a graphics suite rather than just one or two.
Deploying Linux-based computer infrastructure
frees schools from depending
on Microsoft, and allows educators
to engage local companies to source
and customize a Linux distribution and
open source software stack uniquely
suited to the needs and language of
their region. Linux is also more secure
than Windows, and virtually immune to
viruses.
Easy-to-use technology designed specifically for schools
Userful Multiplier’s feature set is based on the feedback of thousands
of teachers and students around the world, and over a decade of
product refinement. It is easy to get started with Userful Multiplier. With
plug-and-play set up, and an automated configuration wizard designed
specifically for non-technical professionals, teachers and students can
start using the computers quickly and easily.
When Userful Multiplier is combined with Userful Desktop management
software, or the free and open source, iTALC classroom management
software, teachers can centrally manage and monitor the computer
stations with ease. With Userful teachers can:
• Add a new application to all computer stations by
installing it only once on the host PC
• Create or delete student accounts, and change passwords
• See what stations are in use
• See which student is using each station
• See what each student is doing on their station
• Control what websites students have access to
• Send students messages
• Remotely take control of a student’s station
• Share files with and between students
• Verify hardware is properly connected
And much more!

Referensi :
http://en.wikipedia.org/wiki/Linux_Terminal_Server_Project
http://id.wikipedia.org/wiki/Terminal_Services
http://www.ncomputing.com/Products/ProductOverview/tabid/587/language/en-US/Default.aspx
http://id.wikipedia.org/wiki/Subnet_mask
http://www.userful.com/images/Userful-Multiplier-V.3.8-Datasheet.pdf
Diposkan oleh Rho_pfy 1 komentar
Jumat, 23 Juli 2010
SPANNING TREE PROTOCOL
Spanning Tree Protocol disingkat menjadi STP, Merupakan bagian dari standard IEEE 802.1 untuk kontrol media akses. Berfungsi sebagai protocol untuk pengaturan koneksi dengan menggunakan algoritma spanning tree.
Kelebihan STP dapat menyediakan system jalur backup & juga mencegah loop yang tidak diinginkan pada jaringan yang memiliki beberapa jalur menuju ke satu tujuan dari satu host.
Loop terjadi bila ada route/jalur alternative diantara host-host. Untuk menyiapkan jalur back up, STP membuat status jalur back up menjadi stand by atau diblock. STP hanya membolehkan satu jalur yang active (fungsi pencegahan loop) diantara dua host namun menyiapkan jalur back up bila jalur utama terputus.
Bila "cost" STP berubah atau ada jalur yang terputus, algoritma spanning tree merubah topology spanning tree dan mengaktifkan jalur yang sebelumnya stand by.
Tanpa spanning tree pun sebenarnya memungkinkan koneksi antara dua host melewati beberapa jalur sekaligus namun dapat juga membuat looping yang tidak pernah akan selesai di dalam jaringan anda. Yang pasti akan menghabiskan kapasitas jalur yang ada hanya untuk melewatkan packet data yang sama secara berulang dan berlipat ganda.

PORT MIRRORING
Port Mirroring digunakan pada jaringan switch untuk mengirim salinan paket jaringan dilihat pada satu port switch (atau seluruh VLAN) untuk sambungan pemantauan jaringan pada port switch lain. Hal ini umumnya digunakan untuk peralatan jaringan yang memerlukan monitoring lalu lintas jaringan, seperti sistem deteksi gangguan-. Port mirroring di suatu saklar Cisco Systems umumnya disebut sebagai Switched Port Analyzer (SPAN); beberapa vendor lainnya punya nama lain untuk itu, seperti Keliling.
Analisis Port (RAP) pada 3Com switch, sebuah contoh dari konfigurasi SPAN pada Cisco 2950 Switch di bawah ini.
• Monitor sesi 1 source interface FastEthernet 0 / 1, 0 / 2, 0 / 3
• Monitor sesi 1 tujuan interface FastEthernet 0 / 4 vlan 1 encap masuknya
Contoh di atas akan menyalin data dari port 0 / 1, 0 / 2 dan 0 / 3 ke port tujuan 0 / 4 menggunakan VLAN1 untuk tag vlan. Untuk menunjukkan status sesi monitor SPAN gunakan perintah berikut.
• Tampilkan monitor sesi 1
• Dimana 1 adalah nomor sesi dari pernyataan di atas.

TRUNKING PADA PORT SWITCH
Sebuah VLAN Native ditandai dengan sebuah port trunk 802.1Q. Sebuah port trunk 802.1Q mendukung traffic dari banyak VLAN sama seperti traffic yang tidak berasal dari sebuah VLAN. Trunk adalah link point-to point diantara satu atau lebih interface ethernet device jaringan seperti router atau switch. Trunk Ethernet membawa lalu lintas dari banyak VLAN melalui link tunggal. Sebuah VLAN trunk mengijinkan kita untuk memperluas VLAN melalui seluruh jaringan. Jadi link Trunk digunakan untuk menghubungkan antar device intermediate. Dengan menggunakan port trunk, dapat digunakan sebuah link fisik untuk menghubungkan banyak VLAN.
Sebuah Port pada Switch Cisco Catalyst mempunyai beberapa mode trunk. Mode trunking tersebut didefinisikan untuk negosiasi antar port yang saling berhubungan dengan menggunakan Dynamic Trunking Protocol (DTP). DTP merupakan sebuah protokol keluaran Cisco. Switch dari vendor lain tidak mendukung DTP. DTP mengatur negosiasi mode trunk hanya jika port switch dikonfigurasi dalam mode trunk yang mendukung DTP. DTP mendukung baik ISL maupun 802.1Q. Ada tiga mode trunk pada DTP, yaitu: Trunk, Access, Dynamic Auto dan Dynamic Desirable.
Berikut ini diberikan contoh perintah untuk konfigurasi trunking pada port Fa0/1 sebuah switch.
Switch#configure terminal
Switch(config)#interface fa0/1
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#end

VLAN
merupakan suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik
seperti LAN , hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara
virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan. Penggunaan VLAN akan
membuat pengaturan jaringan menjadi sangat fleksibel dimana dapat dibuat
segmen yang bergantung pada organisasi atau departemen, tanpa bergantung pada
lokasi workstation seperti pada gambar dibawah ini
BAGAIMANA VLAN BEKERJA

VLAN diklasifikasikan berdasarkan metode (tipe) yang digunakan untuk
mengklasifikasikannya, baik menggunakan port, MAC addresses dsb. Semua
informasi yang mengandung penandaan/pengalamatan suatu vlan (tagging)
di simpan dalam suatu database (tabel), jika penandaannya berdasarkan
port yang digunakan maka database harus mengindikasikan port-port yang
digunakan oleh VLAN. Untuk mengaturnya maka biasanya digunakan
switch/bridge yang manageable atau yang bisa di atur. Switch/bridge
inilah yang bertanggung jawab menyimpan semua informasi dan konfigurasi
suatu VLAN dan dipastikan semua switch/bridge memiliki informasi yang sama.
Switch akan menentukan kemana data-data akan diteruskan dan sebagainya.
atau dapat pula digunakan suatu software pengalamatan (bridging software)
yang berfungsi mencatat/menandai suatu VLAN beserta workstation yang
didalamnya.untuk menghubungkan antar VLAN dibutuhkan router.

TIPE TIPE VLAN

Keanggotaan dalam suatu VLAN dapat di klasifikasikan berdasarkan port
yang di gunakan , MAC address, tipe protokol.

1. Berdasarkan Port

Keanggotaan pada suatu VLAN dapat di dasarkan pada port yang di gunakan oleh
VLAN tersebut. Sebagai contoh, pada bridge/switch dengan 4 port, port 1, 2,
dan 4 merupakan VLAN 1 sedang port 3 dimiliki oleh VLAN 2, lihat tabel:

Tabel port dan VLAN

Port 1 2 3 4
VLAN 2 2 1 2

Kelemahannya adalah user tidak bisa untuk berpindah pindah, apabila harus
berpindah maka Network administrator harus mengkonfigurasikan ulang.

2. Berdasarkan MAC Address

Keanggotaan suatu VLAN didasarkan pada MAC address dari setiap workstation
/komputer yang dimiliki oleh user. Switch mendeteksi/mencatat semua MAC
address yang dimiliki oleh setiap Virtual LAN. MAC address merupakan suatu
bagian yang dimiliki oleh NIC (Network Interface Card) di setiap workstation.
Kelebihannya apabila user berpindah pindah maka dia akan tetap terkonfigurasi
sebagai anggota dari VLAN tersebut.Sedangkan kekurangannya bahwa setiap mesin
harus di konfigurasikan secara manual , dan untuk jaringan yang memiliki
ratusan workstation maka tipe ini kurang efissien untuk dilakukan.

Tabel MAC address dan VLAN

MAC address 132516617738 272389579355 536666337777 24444125556
VLAN 1 2 2 1

3. Berdasarkan tipe protokol yang digunakan
Keanggotaan VLAN juga bisa berdasarkan protocol yang digunakan, lihat tabel

Tabel Protokol dan VLAN

Protokol IP IPX
VLAN 1 2

4. Berdasarkan Alamat Subnet IP
Subnet IP address pada suatu jaringan juga dapat digunakan untuk mengklasifikasi
suatu VLAN

Tabel IP Subnet dan VLAN

IP subnet 22.3.24 46.20.45
VLAN 1 2


Konfigurasi ini tidak berhubungan dengan routing pada jaringan dan juga tidak
mempermasalahkan funggsi router.IP address digunakan untuk memetakan keanggotaan
VLAN.Keuntungannya seorang user tidak perlu mengkonfigurasikan ulang alamatnya
di jaringan apabila berpindah tempat, hanya saja karena bekerja di layer yang lebih
tinggi maka akan sedikit lebih lambat untuk meneruskan paket di banding
menggunakan MAC addresses.

5. Berdasarkan aplikasi atau kombinasi lain
Sangat dimungkinkan untuk menentukan suatu VLAN berdasarkan aplikasi yang
dijalankan, atau kombinasi dari semua tipe di atas untuk diterapkan pada suatu
jaringan. Misalkan: aplikasi FTP (file transfer protocol) hanya bias digunakan
oleh VLAN 1 dan Telnet hanya bisa digunakan pada VLAN 2.



PERBEDAAN MENDASAR ANTARA LAN DAN VLAN

Perbedaan yang sangat jelas dari model jaringan Local Area Network dengan
Virtual Local Area Network adalah bahwa bentuk jaringan dengan model Local
Area Network sangat bergantung pada letak/fisik dari workstation, serta
penggunaan hub dan repeater sebagai perangkat jaringan yang memiliki beberapa
kelemahan. Sedangkan yang menjadi salah satu kelebihan dari model jaringan
dengan VLAN adalah bahwa tiap-tiap workstation/user yang tergabung dalam
satu VLAN/bagian (organisasi, kelompok dsb) dapat tetap saling berhubungan
walaupun terpisah secara fisik. Atau lebih jelas lagi akan dapat kita
lihat perbedaan LAN dan VLAN pada gambar dibawah ini.


Gambar konfigurasi LAN


[hub]-[1]-[1]-[1] <-- lan 1/di lantai 1
|
[x]--[hub]-[2]-[2]-[2] <-- lan 2/di lantai 2
|
[hub]-[3]-[3]-[3] <-- lan 3/di lantai 3



Gambar konfigurasi VLAN



[switch]-[1]-[3]-[2]
|
[x]--[switch]-[3]-[1]-[1]
|
[switch]-[2]-[3]-[1]


[x] = router [1] = pc termasuk lan 1 ; [2] = lan 2 ; [3]= lan 3


Terlihat jelas VLAN telah merubah batasan fisik yang selama ini tidak dapat
diatasi oleh LAN. Keuntungan inilah yang diharapkan dapat memberikan
kemudahan-kemudahan baik secara teknis dan operasional.


PERBANDINGAN VLAN DAN LAN

A.Perbandingan Tingkat Keamanan

Penggunaan LAN telah memungkinkan semua komputer yang terhubung dalam jaringan
dapat bertukar data atau dengan kata lain berhubungan. Kerjasama ini semakin
berkembang dari hanya pertukaran data hingga penggunaan peralatan secara bersama
(resource sharing atau disebut juga hardware sharing).10 LAN memungkinkan data
tersebar secara broadcast keseluruh jaringan, hal ini akan mengakibatkan mudahnya
pengguna yang tidak dikenal (unauthorized user) untuk dapat mengakses semua
bagian dari broadcast. Semakin besar broadcast, maka semakin besar akses yang
didapat, kecuali hub yang dipakai diberi fungsi kontrol keamanan.

VLAN yang merupakan hasil konfigurasi switch menyebabkan setiap port switch
diterapkan menjadi milik suatu VLAN. Oleh karena berada dalam satu segmen,
port-port yang bernaung dibawah suatu VLAN dapat saling berkomunikasi langsung.
Sedangkan port-port yang berada di luar VLAN tersebut atau berada dalam
naungan VLAN lain, tidak dapat saling berkomunikasi langsung karena VLAN tidak
meneruskan broadcast.

VLAN yang memiliki kemampuan untuk memberikan keuntungan tambahan dalam
hal keamanan jaringan tidak menyediakan pembagian/penggunaan media/data
dalam suatu jaringan secara keseluruhan. Switch pada jaringan menciptakan
batas-batas yang hanya dapat digunakan oleh komputer yang termasuk dalam
VLAN tersebut. Hal ini mengakibatkan administrator dapat dengan mudah
mensegmentasi pengguna, terutama dalam hal penggunaan media/data yang
bersifat rahasia (sensitive information) kepada seluruh pengguna jaringan
yang tergabung secara fisik.

Keamanan yang diberikan oleh VLAN meskipun lebih baik dari LAN,belum menjamin
keamanan jaringan secara keseluruhan dan juga belum dapat dianggap cukup
untuk menanggulangi seluruh masalah keamanan .VLAN masih sangat memerlukan
berbagai tambahan untuk meningkatkan keamanan jaringan itu sendiri seperti
firewall, pembatasan pengguna secara akses perindividu, intrusion detection,
pengendalian jumlah dan besarnya broadcast domain, enkripsi jaringan, dsb.

Dukungan Tingkat keamanan yang lebih baik dari LAN inilah yang dapat
dijadikan suatu nilai tambah dari penggunaan VLAN sebagai sistem jaringan.
Salah satu kelebihan yang diberikan oleh penggunaan VLAN adalah kontrol
administrasi secara terpusat, artinya aplikasi dari manajemen VLAN dapat
dikonfigurasikan, diatur dan diawasi secara terpusat, pengendalian broadcast
jaringan, rencana perpindahan, penambahan, perubahan dan pengaturan akses
khusus ke dalam jaringan serta mendapatkan media/data yang memiliki fungsi
penting dalam perencanaan dan administrasi di dalam grup tersebut semuanya
dapat dilakukan secara terpusat. Dengan adanya pengontrolan manajemen
secara terpusat maka administrator jaringan juga dapat mengelompokkan
grup-grup VLAN secara spesifik berdasarkan pengguna dan port dari switch
yang digunakan, mengatur tingkat keamanan, mengambil dan menyebar data
melewati jalur yang ada, mengkonfigurasi komunikasi yang melewati switch,
dan memonitor lalu lintas data serta penggunaan bandwidth dari VLAN saat
melalui tempat-tempat yang rawan di dalam jaringan.


B.Perbandingan Tingkat Efisiensi

Untuk dapat mengetahui perbandingan tingkat efisiensinya maka perlu di
ketahui kelebihan yang diberikan oleh VLAN itu sendiri diantaranya:

•Meningkatkan Performa Jaringan
LAN yang menggunakan hub dan repeater untuk menghubungkan peralatan
komputer satu dengan lain yang bekerja dilapisan physical memiliki
kelemahan, peralatan ini hanya meneruskan sinyal tanpa memiliki
pengetahuan mengenai alamat-alamat yang dituju. Peralatan ini juga
hanya memiliki satu domain collision sehingga bila salah satu port
sibuk maka port-port yang lain harus menunggu. Walaupun peralatan
dihubungkan ke port-port yang berlainan dari hub.

Protokol ethernet atau IEEE 802.3 (biasa digunakan pada LAN) menggunakan
mekanisme yang disebut Carrier Sense Multiple Accsess Collision Detection
(CSMA/CD) yaitu suatu cara dimana peralatan memeriksa jaringan terlebih
dahulu apakah ada pengiriman data oleh pihak lain. Jika tidak ada
pengiriman data oleh pihak lain yang dideteksi, baru pengiriman data dilakukan.
Bila terdapat dua data yang dikirimkan dalam waktu bersamaan,
maka terjadilah tabrakan (collision) data pada jaringan. Oleh sebab itu
jaringan ethernet dipakai hanya untuk transmisi half duplex, yaitu pada
suatu saat hanya dapat mengirim atau menerima saja.

Berbeda dari hub yang digunakan pada jaringan ethernet (LAN), switch yang
bekerja pada lapisan datalink memiliki keunggulan dimana setiap port
didalam switch memiliki domain collision sendiri-sendiri. Oleh sebab
itu sebab itu switch sering disebut juga multiport bridge. Switch
mempunyai tabel penterjemah pusat yang memiliki daftar penterjemah untuk
semua port. Switch menciptakan jalur yang aman dari port pengirim dan
port penerima sehingga jika dua host sedang berkomunikasi lewat jalur
tersebut, mereka tidak mengganggu segmen lainnya. Jadi jika satu port
sibuk, port-port lainnya tetap dapat berfungsi.

Switch memungkinkan transmisi full-duplex untuk hubungan ke port dimana
pengiriman dan penerimaan dapat dilakukan bersamaan dengan penggunakan
jalur tersebut diatas. Persyaratan untuk dapat mengadakan hubungan
full-duplex adalah hanya satu komputer atau server saja yang dapat dihubungkan
ke satu port dari switch. Komputer tersebut harus memiliki network card
yang mampu mengadakan hubungan full-duflex, serta collision detection
dan loopback harus disable.

Switch pula yang memungkinkan terjadinya segmentasi pada jaringan atau
dengan kata lain switch-lah yang membentuk VLAN.Dengan adanya segmentasi
yang membatasi jalur broadcast akan mengakibatkan suatu VLAN tidak dapat
menerima dan mengirimkan jalur broadcast ke VLAN lainnya. Hal ini secara
nyata akan mengurangi penggunaan jalur broadcast secara keseluruhan,
mengurangi penggunaan bandwidth bagi pengguna, mengurangi kemungkinan
terjadinya broadcast storms (badai siaran) yang dapat menyebabkan
kemacetan total di jaringan komputer.

Administrator jaringan dapat dengan mudah mengontrol ukuran dari jalur
broadcast dengan cara mengurangi besarnya broadcast secara keseluruhan,
membatasi jumlah port switch yang digunakan dalam satu VLAN serta jumlah
pengguna yang tergabung dalam suatu VLAN.

•Terlepas dari Topologi Secara Fisik

Jika jumlah server dan workstation berjumlah banyak dan berada di lantai
dan gedung yang berlainan, serta dengan para personel yang juga tersebar
di berbagai tempat, maka akan lebih sulit bagi administrator jaringan
yang menggunakan sistem LAN untuk mengaturnya, dikarenakan akan banyak
sekali diperlukan peralatan untuk menghubungkannya. Belum lagi apabila
terjadi perubahan stuktur organisasi yang artinya akan terjadi banyak
perubahan letak personil akibat hal tersebut.

Permasalahan juga timbul dengan jaringan yang penggunanya tersebar di
berbagai tempat artinya tidak terletak dalam satu lokasi tertentu secara
fisik. LAN yang dapat didefinisikan sebagai network atau jaringan sejumlah
sistem komputer yang lokasinya terbatas secara fisik, misalnya dalam satu
gedung, satu komplek, dan bahkan ada yang menentukan LAN berdasarkan jaraknya
sangat sulit untuk dapat mengatasi masalah ini.

Sedangkan VLAN yang memberikan kebebasan terhadap batasan lokasi secara
fisik dengan mengijinkan workgroup yang terpisah lokasinya atau berlainan
gedung, atau tersebar untuk dapat terhubung secara logik ke jaringan
meskipun hanya satu pengguna. Jika infrastuktur secara fisik telah
terinstalasi, maka hal ini tidak menjadi masalah untuk menambah port
bagi VLAN yang baru jika organisasi atau departemen diperluas dan tiap
bagian dipindah. Hal ini memberikan kemudahan dalam hal pemindahan personel,
dan tidak terlalu sulit untuk memindahkan pralatan yang ada
serta konfigurasinya dari satu tempat ke tempat lain.Untuk para pengguna
yang terletak berlainan lokasi maka administrator jaringan hanya perlu
menkofigurasikannya saja dalam satu port yang tergabung dalam satu VLAN
yang dialokasikan untuk bagiannya sehingga pengguna tersebut dapat bekerja
dalam bidangnya tanpa memikirkan apakah ia harus dalam ruangan yang sama
dengan rekan-rekannya.

Hal ini juga mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk membangun suatu
jaringan baru apabila terjadi restrukturisasi pada suatu perusahaan,
karena pada LAN semakin banyak terjadi perpindahan makin banyak pula
kebutuhan akan pengkabelan ulang, hampir keseluruhan perpindahan dan
perubahan membutuhkan konfigurasi ulang hub dan router.

VLAN memberikan mekanisme secara efektif untuk mengontrol perubahan ini
serta mengurangi banyak biaya untuk kebutuhan akan mengkonfigurasi ulang
hub dan router. Pengguna VLAN dapat tetap berbagi dalam satu network
address yang sama apabila ia tetap terhubung dalam satu swith port yang
sama meskipun tidak dalam satu lokasi. Permasalahan dalam hal perubahan
lokasi dapat diselesaikan dengan membuat komputer pengguna tergabung
kedalam port pada VLAN tersebut dan mengkonfigurasikan switch pada VLAN
tersebut.

•Mengembangkan Manajemen Jaringan

VLAN memberikan kemudahan, fleksibilitas, serta sedikitnya biaya yang
dikeluarkan untuk membangunnya. VLAN membuat jaringan yang besar lebih
mudah untuk diatur manajemennya karena VLAN mampu untuk melakukan
konfigurasi secara terpusat terhadap peralatan yang ada pada lokasi
yang terpisah. Dengan kemampuan VLAN untuk melakukan konfigurasi
secara terpusat, maka sangat menguntungkan bagi pengembangan manajemen
jaringan.

Dengan keunggulan yang diberikan oleh VLAN maka ada baiknya bagi
setiap pengguna LAN untuk mulai beralih ke VLAN. VLAN yang merupakan
pengembangan dari teknologi LAN ini tidak terlalu banyak melakukan
perubahan, tetapi telah dapat memberikan berbagai tambahan pelayanan
pada teknologi jaringan.

Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Spanning_Tree_Protocol
http://en.wikipedia.org/wiki/Port_mirroring
http://lecturer.ukdw.ac.id/~cnuq/?p=104
http://ezine.echo.or.id/ezine7/ez-r07-y3dips-virtual_lan.txt
















Media fiber optik, merupakan media yang memiliki banyak kelebihan, terutama dari segi performa dan ketahanannya menghantarkan data. Media ini tampaknya masih menjadi media yang terbaik saat ini dalam media komunikasi kabel. Kelebihan yang dimiliki media ini memang membuat komunikasi data menjadi lebih mudah dan cepat untuk dilakukan. Maka dari itulah,  media ini menjadi pilihan banyak orang untuk mendapatkan komunikasi yang berkualitas.
Media ini tidak cuma mampu menggelar komunikasi antargedung, antarblok, antarkota, tetapi media ini juga sudah sejak lama dipercaya untuk menghubungkan benua-benua dan pulau-pulau di dunia ini. Fiber optik juga telah lama dipercaya untuk menjadi media komunikasi inti (backbone) dari Internet di seluruh dunia. Untuk menghubungkan jaringan di negara satu dengan negara seberangnya, atau benua satu dengan benua lainnya, fiber optic telah cukup lama berperan dalam komunikasi dunia ini. Semua itu karena kualitas koneksinya, cara kerjanya, dan kekebalan informasi yang dibawa dalam media inilah yang membuatnya begitu dipercaya.
Kehebatan media ini akan coba dibahas satu per satu dalam artikel ini. Meskipun tidak terlalu detail dan ilmiah, namun cukup untuk menunjukkan betapa hebatnya teknologi ini hingga begitu dipercaya oleh masyarakat dunia.
Karakteristik Komunikasi Fiber Optik
Teknologi komunikasi fiber optik ternyata cukup banyak jenis dan karakteristiknya. Jenis dan karakteristik ini akhirnya membuat jenis-jenis konektor, jenis kabel, jenis perangkat yang bervariasi pula. Hal ini dikarenakan perbadaan karakteristik yang juga membuat perbedaan cara kerja dan fitur-fitur yang dihasilkannya.
Teknologi komunikasi fiber optik menjadi terbagi-bagi menjadi beberapa jenis disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor struktural dari media pembawanya dan faktor properti dari sistem transmisinya. Kedua faktor inilah yang menyebabkan perbedaan kualitas dan harga pada komunikasi fiber optik secara garis besar. Faktor struktural lebih banyak berkutat pada fisik dari media pembawanya, yaitu serat kaca. Fisik dari serat tersebut cukup berpengaruh untuk kelangsungan transmisi data. Sedangkan, faktor properti sistem transmisi akan lebih banyak berkutat mengenai bagaimana sinar-sinar data tersebut diperlakukan di dalam media pembawa. Modifikasi dari kedua faktor tersebut akan membuat teknologi fiber optik menjadi bervariasi produknya.
Berdasarkan faktor struktur dan properti sistem transmisi yang sekarang banyak diimplementasikan, teknologi fiber optik terbagi atas dua kategori umum, yaitu:
* Single mode fiber optic
Single mode fiber optic memiliki banyak arti dalam teknologi fiber optik. Dilihat dari faktor properti sistem transmisinya, single mode adalah sebuah sistem transmisi data berwujud cahaya yang didalamnya hanya terdapat satu buah indeks sinar tanpa terpantul yang merambat sepanjang media tersebut dibentang. Satu buah sinar yang tidak terpantul di dalam media optik tersebut membuat teknologi fiber optik yang satu ini hanya sedikit mengalami gangguan dalam perjalanannya. Itu pun lebih banyak gangguan yang berasal dari luar maupun gangguan fisik saja.
Single mode dilihat dari segi strukturalnya merupakan teknologi fiber optik yang bekerja menggunakan inti (core) serat fiber yang berukuran sangat kecil yang diameternya berkisar 8 sampai 10 mikrometer. Dengan ukuran core fiber yang sedemikian kecil, sinar yang mampu dilewatkannya hanyalah satu mode sinar saja. Sinar yang dapat dilewatkan hanyalah sinar dengan panjang gelombang 1310 atau 1550 nanometer.
Single mode dapat membawa data dengan bandwidth yang lebih besar dibandingkan dengan multi mode fiber optics, tetapi teknologi ini membutuhkan sumber cahaya dengan lebar spektral yang sangat kecil pula dan ini berarti sebuah sistem yang mahal. Single mode dapat membawa data dengan lebih cepat dan 50 kali lebih jauh dibandingkan dengan multi mode. Tetapi harga yang harus Anda keluarkan untuk penggunaannya juga lebih besar. Core yang digunakan lebih kecil dari multi mode dengan demikian gangguan-gangguan di dalamnya akibat distorsi dan overlapping pulsa sinar menjadi berkurang. Inilah yang menyebabkan single mode fiber optic menjadi lebih reliabel, stabil, cepat, dan jauh jangkauannya.
* Multi mode fiber optic
Sesuai dengan nama yang disandangnya, teknologi ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang diakibatkan dari banyaknya jumlah sinyal cahaya yang berada di dalam media fiber optik-nya. Sinar yang berada di dalamnya sudah pasti lebih dari satu buah. Dilihat dari faktor properti sistem transmisinya, multi mode fiber optic merupakan teknologi transmisi data melalui media serat optik dengan menggunakan beberapa buah indeks cahaya di dalamya. Cahaya yang dibawanya tersebut akan mengalami pemantulan berkali-kali hingga sampai di tujuan akhirnya.
Sinyal cahaya dalam teknologi Multi mode fiber optic dapat dihasilkan hingga 100 mode cahaya. Banyaknya mode yang dapat dihasilkan oleh teknologi ini bergantung dari besar kecilnya ukuran core fiber-nya dan sebuah parameter yang diberi nama Numerical Aperture (NA). Seiring dengan semakin besarnya ukuran core dan membesarnya NA, maka jumlah mode di dalam komunikasi ini
juga bertambah.
Dilihat dari faktor strukturalnya, teknologi Multi mode ini merupakan teknologi fiber optikyang menggunakan ukuran core yang cukup besar dibandingkan dengan single mode. Ukuran core kabel Multi mode secara umum adalah berkisar antara 50 sampai dengan 100 mikrometer. Biasanya ukuran NA yang terdapat di dalam kabel Multi mode pada umumnya adalah berkisar antara 0,20 hingga 0,29. Dengan ukuran yang besar dan NA yang tinggi, maka terciptalah teknologi fiber optik Multi mode ini.
Ukuran core besar dan NA yang tinggi ini membawa beberapa keuntungan bagi penggunanya. Yang pertama, sinar informasi akan bergerak dengan lebih leluasa di dalam kabel fiber optik tersebut. Ukuran besar dan NA tinggi juga membuat para penggunanya mudah dalam melakukan penyambungan core-core tersebut jika perlu disambung. Di dalam penyambungan atau yang lebih dikenal dengan istilah splicing, keakuratan dan ketepatan posisi antara kedua core yang ingin disambung menjadi hal yang tidak begitu kritis terhadap lajunya cahaya data.
Keuntungan lainnya, teknologi ini memungkinkan Anda untuk menggunakan LED sebagai sumber cahayanya, sedangkan single mode mengharuskan Anda menggunakan laser sebagai sumber cahayanya. Yang perlu diketahui, LED merupakan komponen yang cukup murah sehingga perangkat yang berperan sebagai sumber cahayanya juga berharga murah. LED tidak kompleks dalam penggunaan dan penanganan serta LED juga tahan lebih lama dibandingkan laser. Jadi teknologi ini cukup berbeda jauh dari segi harga dibandingkan dengan single mode.
Namun, teknologi ini juga membawa ketidaknyamanan bagi penggunanya. Ketika jumlah dari mode tersebut bertambah, pengaruh dari efek Modal dispersion juga meningkat. Modal dispersion (intermodal dispersion) adalah sebuah efek di mana mode-mode cahaya yang berjumlah banyak tadi tiba di ujung penerimanya dengan waktu yang tidak sinkron satu dengan yang lainnya. Perbedaan waktu ini akan menyebabkan pulsa-pulsa cahaya menjadi tersebar penerimaannya.
Pengaruh yang ditimbulkan dari efek ini adalah bandwidth yang dicapai tidak dapat meningkat, sehingga komunikasi tersebut menjadi terbatas bandwidthnya. Para pembuat kabel fiber optik memodifikasi sedemikian rupa kabel yang dibuatnya sehingga bandwidth yang dihasilkan oleh Multi mode fiber optic ini menjadi paling maksimal.

Konstruksi Kabel Fiber Optik
Kabel fiber optik dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran sesuai dengan kebutuhannya. Seperti yang terjadi pada kabel coaxial, konstruksi pembentuknya memang ditujukan untuk mendukung pengaplikasiannya di berbagai situasi. Bahkan kabelnya pun pada umumnya memiliki penampakan yang sama dengan kabel coaxial. Pada gambar, Anda dapat melihat konstruksi yang membangun sebuah kabel fiber optik yang paling umum digunakan. Sangat banyak tersedia kabel-kabel dengan modifikasi tertentu yang akan menambah kekuatan dan reliabilitasnya, namun komponen-komponen berikut ini tetap ada di semua jenis kabel.
Komponen utama dari kabel ini adalah sebuah serat yang terbuat dari kaca yang sering disebut dengan istilah core. Core merupakan inti dari kabel fiber optik ini di mana sinar informasi lalu-lalang. Material yang membentuk core ini adalah serat kaca atau serat plastik yang memiliki tingkat refractive index sekitar 1.5.
Di bagian luar dari core, terdapat sebuah lapisan yang disebut dengan istilah craddle. Dari fungsinya, craddle dapat diartikan sebagai sebuah lapisan pelindung cahaya bagi core. Lapisan ini terbuat dari bahan optik juga sama seperti core, tetapi nilai refractive index yang dibawanya lebih rendah dari core fiber. Maka dari itu, lapisan ini dapat memantulkan cahaya kembali ke dalam core, sehingga cahaya dapat tetap merambat di dalam core tanpa gangguan.
Lapisan setelah craddle adalah sebuah lapisan pelindung lainnya yang biasanya terbuat dari plastik. Lapisan ini biasa disebut buffer coating. Berbeda dengan craddle, lapisan ini melindungi fisik daripada core dan craddle. Lapisan ini dibuat untuk melindungi core dari
kerusakan dan kelembapan.
Di lapisan terluar terdapat sebuah pelindung lagi yang sering disebut dengan istilah jacket. Lapisan ini melindungi fisik dari lapisan-lapisan di bawahnya dari abrasi, guncangan hebat, kontaminasi, dan banyak lagi. Biasanya jacket terbuat dari satu atau dua lapis pelindung yang terbuat dari polymer. Jacket tidak memiliki bahan-bahan yang bersifat optis sehingga sinar di dalamnya tidak akan melewati lapisan ini sedikit pun.
Jenis-jenis Kabel
Desain kabel fiber optik cukup banyak tersedia untuk berbagai keperluan. Dua desain kabel yang paling umum digunakan adalah:
- Loose tube cable
Kabel jenis ini biasanya didesain dalam bentuk modular di mana satu buah kabel terdapat 12 buah core fiber bahkan bisa mencapai lebih dari 200 core. Dalam desainnya, setiap core dilapisi oleh lapisan plastik yang diberi warna-warna berbeda. Fungsinya adalah sebagai penanda core-core di dalamnya agar mudah dikenali dan diatur. Selain itu, lapisan plastik ini juga berfungsi sebagai pelindung core fiber-nya. Yang menjadi ciri khas dari kabel ini adalah terdapatnya lapisan gel pada setiap lapisan kabelnya. Gel ini bertujuan untuk menahan rembesan air ke dalam core.
Di dalam kumpulan modul kabel tersebut, terdapat sebuah penyangga yang letaknya tepat di tengah-tengah kumpulan kabel tersebut. Tujuannya adalah untuk mencegah agar kabel-kabel tersebut tidak terlalu tertekuk hingga patah sekali. Penyangganya bisa berupa plastik atau bahkan bahan dari besi baja. Terkadang kabel ini juga masih dilapisi lagi oleh jaket yang terbuat dari besi pada bagian luarnya sebelum dibungkus dengan jaket karet terluar. Semua itu tergantung pada kebutuhan dan penggunaannya. Biasanya kabel jenis ini sangat cocok untuk diinstal di area udara terbuka atau bahkan di duck yang tertanam di dalam tanah.
- Tight-buffered cable
Kabel jenis ini tidak memiliki lapisan pelindung sebanyak kabel loose tube. Dalam desain kabel ini, material penyangga seperti plastik, besi, baja, dan banyak lagi, secara fisik langsung berhubungan dengan serat optiknya. Dengan kata lain, tidak banyak pernakpernik pelindung yang merepotkan penggunanya ketika pemasangan. Desain kabel seperti ini sangat cocok untuk digunakan sebagai “jumper cable” yang menghubungkan antara kabel outdoor dengan terminasi-terminasi di dalam ruangan atau langsung ke perangkat jaringan penggunanya. Selain itu, kabel ini juga banyak digunakan untuk cabling di dalam ruangan seperti menghubungkan antarperangkat jaringan, menghubungkan antar ruangan pada satu gedung, dan banyak lagi.
Jenis-jenis Konektor
Konektor untuk menghubungkan perangkat jaringan dengan kabel fiber optik juga merupakan faktor yang sangat penting untuk lancarnya komunikasi. Konektor juga yang akan berfungsi untuk menjaga agar serat kaca dalam kabel bisa terhubung dengan baik ke perangkat transmitter maupun receiver tanpa adanya gangguan dan masalah dalam hubungan ini. Ketepatan koneksi sangatlah penting untuk diperhatikan dalam pembuatan dan pemilihan konektor. Sedikit saja meleset dari jalur yang ditentukan, data tidak dapat dihantarkan dengan baik ke tujuannya. Maka dari itu, jenis konektor sangat bervariasi tergantung penggunaannya:
·         FC: Digunakan untuk kabel single mode dengan akurasi yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir dengan posisi yang bisa diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat, akurasinya tidak akan mudah berubah.
·         SC: Digunakan untuk kabel single mode dan bisa dicopot pasang. Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara manual akurasinya dengan perangkat.
·         ST: Bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip dengan konektor BNC. Sangat umum digunakan baik untuk multi mode maupun single mode kabel. Sangat mudah digunakan baik dipasang maupun dicabut.
·         Biconic: Salah satu konektor yang kali pertama muncul dalam komunikasi fiber optik. Saat ini sangat jarang digunakan.
·         D4: Konektor ini hampir mirip dengan FC hanya berbeda ukurannya saja. Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagian ferrule-nya.
·         SMA: Konektor ini merupakan pendahulu dari konektor ST yang sama-sama  menggunakan penutup dan pelindung. Namun seiring dengan berkembangnya ST konektor, maka konektor ini sudah tidak berkembang lagi penggunaannya.
Pilih yang Tepat
Teknologi fiber optik ternyata tidak sedikit jumlahnya. Mulai dari teknologi kabelnya, teknologi perambatan cahayanya, teknologi pelindung kabelnya, teknologi penembakan cahayanya, dan banyak lagi teknologi pendukung lainnya, membuat penggunanya bebas memilih. Jika Anda tidak memerlukan kabel dengan pelapis yang superketat, untuk apa Anda menggunakannya. Tentunya harga sudah pasti jauh lebih mahal dibandingkan yang berpelindung minim.
Jika Anda memerlukan teknologi fiber yang bisa memberikan bandwidth sangat besar dengan jarak tempuh yang jauh, jangan sampai Anda salah memilih. Pilih saja kabel dan perangkat fiber optik yang menyediakan komunikasi secara single mode.
Selain itu, banyak lagi faktor lain yang cukup penting untuk Anda teliti sebelum membeli dan menggunakannya, karena investasi dalam teknologi fiber optik tidaklah murah.

Konektor Fiber Optic
Pada kabel serat optik, sambungan ujung terminal atau disebut juga konektor, biasanya memiliki tipe standar seperti berikut:
  1. FC (Fiber Connector): digunakan untuk kabel single mode dengan akurasi yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir dengan posisi yang dapat diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat lain, akurasinya tidak akan mudah berubah.
  2. SC (Subsciber Connector): digunakan untuk kabel single mode, dengan sistem dicabut-pasang. Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara manual serta akurasinya baik bila dipasangkan ke perangkat lain.
  3. ST (Straight Tip): bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip dengan konektor BNC. Sangat umum digunakan baik untuk kabel multi mode maupun single mode. Sangat mudah digunakan baik dipasang maupun dicabut.
  4. Biconic: Salah satu konektor yang kali pertama muncul dalam komunikasi fiber optik. Saat ini sangat jarang digunakan.
  5. D4: konektor ini hampir mirip dengan FC hanya berbeda ukurannya saja. Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagian ferrule-nya.
  6. SMA: konektor ini merupakan pendahulu dari konektor ST yang sama-sama menggunakan penutup dan pelindung. Namun seiring dengan berkembangnya ST konektor, maka konektor ini sudah tidak berkembang lagi penggunaannya.
  7. E200
Selanjutnya jenis-jenis konektor tipe kecil:
  1. LC
  2. SMU
  3. SC-DC

Area Routing OSPF
Backbone Area
Backbone area adalah area tempat bertemunya seluruh area-area lain yang ada dalam jaringanOSPF. Area ini sering ditandai dengan angka 0 atau disebut Area 0. Area ini dapat dilewatioleh semua tipe LSA kecuali LSA tipe 7 yang sudah pasti akan ditransfer menjadi LSA tipe 5oleh ABR.
Standar Area
Area jenis ini merupakan area-area lain selain area 0 dan tanpa disertai dengan konfigurasiapapun. Maksudnya area ini tidak dimodifikasi macam-macam. Semua router yang ada dalamarea ini akan mengetahui informasi Link State yang sama karena mereka semua akan salingmembentuk adjacent dan saling bertukar informasi secara langsung. Dengan demikian, semuarouter yang ada dalam area ini akan memiliki topology database yang sama, namun routingtable-nya mungkin saja berbeda
 Stub Area
Stub dalam arti harafiahnya adalah ujung atau sisi paling akhir. Istilah ini memang digunakandalam jaringan OSPF untuk menjuluki sebuah area atau lebih yang letaknya berada palingujung dan tidak ada cabang-cabangnya lagi. Stub area merupakan area tanpa jalan lain lagiuntuk dapat menuju ke jaringan dengan segmen lain. Area jenis ini memiliki karakteristik tidak menerima LSA tipe 4 dan 5. Artinya adalah area jenis ini tidak menerima paket LSAyang berasal dari area lain yang dihantarkan oleh router ABR dan tidak menerima paket LSAyang berasal dari routing protokol lain yang keluar dari router ASBR (LSA tipe 4 dan 5). Jadidengan kata lain, router ini hanya menerima informasi dari router-router lain yang beradadalam satu area, tidak ada informasi routing baru di router. Namun, yang menjadi pertanyaanselanjutnya adalah bagaimana area jenis ini dapat berkomunikasi dengan dunia luar kalautidak ada informasi routing yang dapat diterimanya dari dunia luar. Jawabannya adalahdengan menggunakan default route yang akan bertugas menerima dan meneruskan semuainformasi yang ingin keluar dari area tersebut. Dengan default route, maka seluruh traffictidak akan dibuang ke mana-mana kecuali ke segmen jaringan di mana IP default routetersebut berada.
 Totally Stub Area
Mendengar namanya saja, mungkin Anda sudah bisa menangkap artinya bahwa area jenis iniadalah stub area yang lebih diperketat lagi perbatasannya. Totally stub area tidak akan pernahmenerima informasi routing apapun dari jaringan di luar jaringan mereka. Area ini akanmemblokir LSA tipe 3, 4, dan 5 sehingga tidak ada informasi yang dapat masuk ke area ini.Area jenis ini juga sama dengan stub area, yaitu mengandalkan default route untuk dapatmenjangkau dunia luar.
Not So Stubby Area (NSSA)
Stub tetapi tidak terlalu stub, itu adalah arti harafiahnya dari area jenis ini. Maksudnya adalahsebuah stub area yang masih memiliki kemampuan spesial, tidak seperti stub area biasa.Kemampuan spesial ini adalah router ini masih tetap mendapatkan informasi routing namuntidak semuanya. Informasi routing yang didapat oleh area jenis ini adalah hanya externalroute yang diterimanya bukan dari backbone area. Maksudnya adalah router ini masih dapatmenerima informasi yang berasal dari segmen jaringan lain di bawahnya yang tidak terkoneksi ke backbone area. Misalnya Anda memiliki sebuah area yang terdiri dari tiga buahrouter. Salah satu router terkoneksi dengan backbone area dan koneksinya hanya berjumlah satu buah saja. Area ini sudah dapat disebut sebagai stub area. Namun nyatanya, area inimemiliki satu segmen jaringan lain yang menjalankan routing protokol RIP misalnya. JikaAnda masih mengonfigurasi area ini sebagai Stub area, maka area ini tidak menerimainformasi routing yang berasal dari jaringan RIP. Namun konfigurasilah dengan NSSA, maka area ini bisa mengenali segmen jaringan yang dilayani RIP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar