Pada dasarnya, komunikasi terjadi antara dua komputer. Misalnya, Amir berkomunikasi dengan Badu dalam satu jaringan, maka dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 4.1
Gambar 4.1 Komunikasi dua komputer
Jika Amir dan Badu hendak berkomunikasi di jaringan yang lebih besar, dan antara keduanya tidak berada pada jaringan sama, maka perlu penghubung agar keduanya dapat saling berhubungan/berkomunikasi. Penghubung antara satu jaringan dengan jaringan yang lain disebut sebagai router.
Gambar 4.2 Komunikasi antar jaringan membutuhkan penghubung (Router)
Konsepnya, pengirim paket akan menguji tujuan dari paket apakah tujuan IP berada pada jaringan lokal atau tidak. Jika tidak, pengirim paket akan meminta bantuan ke router yang terhubung dengannya dan paket diberikan ke router untuk diteruskan. Router yang diberi paket pada prinsipnya juga bekerja seperti pengirim paket tadi. Setiap router mengulangi cara yang sama sampai paket berada pada router yang mempunyai koneksi lokal dengan penerima.
Router bertugas untuk menyampaikan paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya, jaringan pengirim hanya tahu bahwa tujuan jauh dari router. Dan routerlah yang mengatur mekanisme pengiriman selain itu router juga memilih “jalan terbaik” untuk mencapai tujuan. Diberikan ilustrasi sederhana dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Konsep Pengiriman Paket Melalui Router
Meneruskan sebuah paket melalui router sangatlah sederhana. Router dikoneksi langsung ke Amir, sehingga dapat mengirim sebuah paket Ethernet ke Badu dengan menentukan alamat ethernet-nya sebagai tujuan. Akan tetapi pada tingkat IP, tujuan akhir dari paket adalah Badu, bukan router. Dengan demikian Amir menset alamat tujuan IP ke IP Badu. Hasilnya adalah paket dengan pengalamatan sbb :
Source | Destination | source | Destination | ||
MAC | Ethernet Address Amir | Ethernet Address Router | MAC | Ethernet Address Amir | Ethernet Address Badu |
IP | IP Address Amir | IP Address Badu | IP | IP Address Amir | IP Address Badu |
Koneksi via Router | Koneksi langsung |
Tabel 4.1 Paket dan Pengalamatan
Dari tabel 4.1 ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
· Source address (Alamat Pengirim) : baik ethernet dan IP terhubung ke Amir.
· Destination Address (Alamat tujuan) : Ethernet ke router sedangkan IP tujuan ke Badu. Ethernet tujuan dalam paket hanya terkait dengan hop, sedangkan IP tujuan adalah tujuan paket.
· Ketika sebuah router menerima paket dengan Nomor IP yang bukan miliknya, maka ini menjadi permintaan implisit untuk meneruskan paket ke tujuan.
· Sebuah mesin hanya bisa meneruskan paket ke router yang terkoneksi langsung dengannya. Dan digunakan mekanisme yang sama untuk mengirim ke sebuah router. Jika tidak ada router pada jaringan Amir, maka Amir tidak dapat mengirim ke semua komputer di luar jaringannya.
· Router juga dapat melewatkan paket hanya ke host/router yang ada pada jaringan yang terkoneksi langsung kepadanya. Dengan demikian supaya router berfungsi, ia harus dikoneksikan langsung ke lebih dari satu jaringan.
Perjalanan melintasi jaringan ke banyak hop :
· Setiap hop yang berubah adalah segmet ethernet dari tujuan.
· Setiap hop adalah pengirim ke router, router ke router atau router ke tujuan.
Kita dapat mendiagnosa memakai tcpdump. Sehingga kita dapat memeriksa jalannya jaringan dan jika ada masalah bisa mengetahui masalah ada pada hop yang mana.
Gambar 4.4 berikut ini merupakan ilustrasi perubahan alamat paket dari hop ke hop sampai data ke tujuan.
Gambar 4.4 Ilustrasi Perubahan Alamat Paket Hop demi Hop
Jadi yang berubah hanya MAC Address, sedangkan nomor IP selalu sama.
Default Gateway
Router adalah komputer general purpose (untuk tujuan yang lebih luas) dengan dua atau lebih interface jaringan (NIC Card) di dalamnya yang berfungsi hubungan 2 jaringan atau lebih, sehingga dia bisa meneruskan paket dari satu jaringan ke jaringan yang lain.
Untuk jaringan kecil, interface-nya adalah NIC Card, sehingga router mempunyai 2 NIC atau lebih yang bisa menghubungkan dengan jaringan lain. Untuk LAN kecil yang terhubung internet, salah satu interface adalah NIC card, dan interface yang lain adalah sembarang hardware jaringan misal modem untuk leased line atau ISDN atau koneksi internet ADSL yang digunakan.
Router bisa dibuat dari komputer yang difungsikan sebagai router, jadi tidak harus hardware khusus misalnya cisco router .
Default gateway dari suatu jaringan merupakan sebuah router yang digunakan untuk meneruskan paket-paket dari jaringan tersebut ke jaringan yang lain.
Biasanya LAN dikonfigurasi hanya mengetahui LAN miliknya dan default gateway-nya. Jika dalam suatu LAN tidak ada default gateway-nya maka LAN tersebut tidak bisa terkoneksi dengan jaringan lainnya.
Jadi supaya dapat melakukan routing maka setting/Konfigurasi jaringan perlu ditambahkan satu lagi yaitu default gateway.
Sekarang ada tiga parameter yang penting pada setting/konfigurasi jaringan yaitu :
1. IP Address
2. Netmask
3. Default Gateway.
Tabel Routing
Supaya router bisa melayani permintaan untuk meneruskan pengiriman data, maka router harus mempunyai tabel yang dipakai sebagai patokan data ini harus saya kirim ke jaringan yang mana? Tabel yang dipunyai oleh router disebut sebagai tabel routing yang berisi NETID dan Default gatewaynya.
Gambar 4.5 Contoh desain jaringan dengan dua subnet
Berdasarkan gambar 4.5, berikut ini adalah skenario pengiriman data dari komputer 192.168.1.5 ke komputer 192.168.2.36 :
1. Komputer 192.168.1.5 ingin mengirim data ke 192.168.2.36, menyadari bahwa alamat tujuan tidak berada di jaringan lokal, maka komputer mencari daftar “default gateway” pada property TCP/IP yaitu 192.168.1.13. Paket data kemudian dikirim ke Gateway tersebut.
2. Pada komputer 192.168.1.13 paket data tersebut kembali diperiksa, dan ditemukan pada tabel routing bahwa paket tersebut dapat dikirim ke jaringan 192.168.2 lewat IP 192.168.2.43
3. Via IP 192.168.2.43 akhirnya data dapat ditransmisi ke tujuan yaitu 192.168.2.36
Router yang mempunyai tabel routing yang dikelala secara manual disebut sebagai static routing. Tabel tersebut berisi daftar jaringan yang dapat dicapai oleh router tersebut.
Static routing dapat mempelajari jaringan yang berada di sekelilingnya secara terbatas (bila hanya 2 jaringan), tapi bila terdapat banyak jaringan, maka administrator harus mengelola tabel routing tersebut secara cermat.
Dynamic routing adalah fungsi dari routing protocol yang berkomunikasi dengan router yang lain untuk saling meremajakan (update) tabel routing yang ada. Dengan demikian, administrator tidak perlu melakukan updating jalur (path) jika terjadi perubahan jalur transmisi (path). Dynamic routing umumnya digunakan untuk jaringan komputer yang besar dan lebih kompleks.
Konfigurasi Static Routing
Tabel routing biasanya berada pada /sbin/route dan command /bin/netstat –r. Sedangkan untuk melihat tabel routing bisa memakai command route atau netstat -r.
Untuk mendefinisikan/setting default gateway, jalankan perintah command : route add default gw 192.0.2.1
Untuk mendaftarkan jaringan pada tabel routing, maka sintaxnya adalah sbb:
Route add –net 10.0.0.0 192.168.1.11
Dalam percobaan kali ini kita akan mencoba mengkonfigurasi routing antara dua jaringan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar